Es Krim Vanilla dan Senja

Kesepian datang begitu ramai,
Danau depan kampusmu adalah tempat paling cocok menghabiskan waktu.

Sejak SMP kita suka lari kesana. Meski hanya sekedar bolos sekolah, hingga lari dari orang tua karena masalah keluarga. Semuanya, tempat ini yang selalu lo suka. Senjanya cerita lain, lo suka senja di tempat ini karena emang lo nggakada waktu cocok buat ngabisin waktu disini selain sore. Coba deh, Lo pagi kuliah. siang lo takut kena panas. malem lo pasti mau nugas. lo tiba - tiba aja terpaksa menyukai senja.

Sepulang magang, intensiku cuma buat nemuin lo meski cuma sekedar ngehadirin es krim vanilla pembalut luka setelah lo putus. Gue ngasih es krim vanilla dikala senja waktu lo sedang suntuk – suntuknya. Ini pertemuan pertama kita setelah terpisah lama. Gue harap kata pertama yang lo ucapkan di pertemuan pertama kita di kota ini adalah kata paling bermakna yang ingin gw denger. Kata itu adalah kata yang menggambarkan rindumu. Memiliki makna lebih dari rindu sebelum bertemu. 
Kamu pun sudi menerima es krim murah dariku, membuka mulut perlahan *HAP* suapan pertamamu, lalu membuka mulut lagi dan berkata.

"BANGSAT!"

"Eeeh.. mon maap.. itu keceplosan apa dari hati?

"Dia tuh gombal banget tau nggaksi"

"Kenapa?"

"Pacaran 2 tahun. Tapi punya selingkuhan sana sini. Terus tiba - tiba dateng. Minta maaf. Ngegombalin gw. Ngasih gw bunga. Coklat. Gw gabales chat pun dia beliin kuota. Ngajakin balikan segitunya"

"Terus?"

"Gw udah move on. Ya maleslah. Gw tolak.."

Matanya agak memerah, seperti ada garam menancap di retinanya. 1 tetes bernama kesedihan. Terjun bebas pada hantu yang dulu pernah berjanji menjadi utuh. lalu ia melanjutkan

"Tapi temen lo selingkuh kan? Lo tau. Gw tanya deh... *hap*
....
Lo ngecekin hapenya kan? Kan lo temen deketnya. ya kan?"

Jelas. Gw liat. Chatnya kaya kos putri gebang kidul.

"Kalo temen gw engga selingkuh gimana?" *hap*

"Ngga mungkin. Dia pasti selingkuh kan. Deket dengan cewek - cewek lainya. Nggausa ngelindungin sahabat lo gitu"

"Kenapa lo pengen tau?"

"Ya emang gw harus tau kalo dia nyelingkuhin gw"
"Ya yaudalah. Kenapa engga lo maafin aja?"

"Lo nggatau jalan ceritanya"

"Lo taunya lo udah move on"

"...."

"Katanya udah putus, ngajak balikan lo tolak. Tapi kenapa nyari kesalahan yang udah lewat?"

"....."

"Maafin aja. Nggakada manfaatnya lo nyari tau. Yang ada lo nyakitin diri lo sendiri"

Lho. Kok nyandar bahu gw. Rambut lo nusuk mata gw goblok. Eh, tapi gapapa. Selama kepala lo yang nempel dipundak gw. Gw siap tertusuk rambut sampai buta kok.

"Gue mikirin apa sih? mikirin apa.. bego.. bego.."

"Lo mikirin yang udah lewat"

"Iya. Sorry ya, gak seharusnya gw yang udah lewat. harusnya gue mikirin yang ada di depan gue"

Di samping lo kali. sorry cuma bisa ngomong dalem hati.

hhhh... Gw belum menemu ketetapan hati tentang apakah lo harus dinanti atau diganti.
Sudah jelas kita terluka satu sama lain dengan cara sakit hati masing - masing. Kenapa ngga ngobati satu sama lain sebelum kita menjadi asing?

Ah telat. Tapi bukanya yang lo butuhkan adalah cinta yang ngga mudah pergi? Yang ngga mudah berjanji? Dan yang ngga nyari lainya lagi?

Tapi kata pas ustad. Begitulah cinta. Tuhan menciptakan datang dan pergi, cinta dan sakit hati datang satu paket. Biar kita ngga jadiin cinta berhala.

Berharap. Berlutut. Untuk dia yang memilih menjauh. Bergegas, berkemas, berlayar dari tangisanmu yang mulai membandang saat kau sedang sayang - sayangnya.

Sekabur kabut. Jakarta masih terasa mimpi. Sedang kita sudah jadi percakapan hari lalu. Siapa juga yang mau mengarsipkan pesan dari akhir tidak bahagia?

Surabaya semakin asing menggertak dengan ramah namun berteriak menolak pasrah.

Hati, masih yang kuasa. Sembunyi - sembunyi memupuk rasa, namun terang - terangan berubah tidak bisa nyata.

Akupun juga belum dengan siapa - siapa. Kembali saja jika ingin kembali. Ibu juga menanyaimu sejak kemarin malam. Kau adalah wanita yang aku ceritakan pada ibuku.

Kamu. dan ibuku. Adalah dua wanita paling berharga yang sangat ingin aku jaga hatinya. Tapi tolong, jangan berhenti kalo kamu belum menemukan kenyamanan. Tak mengapa, banyak juga yang masih tak ku ahli. Begitu pula menyambutmu tak kembali.

Kalau ada kita. Itu aku yang sambut dari do'a yang gak pernah lo minta. Gw ingin hilang, tapi apa rasa rindu lo sanggup buat nemuin gw?

"Tau gak sih. Gw suka senja gara - gara lo ngajakin makan gudeg depan kampus. Gudegnya pun gw suka. Itung2 bosen makan makanan itu aja. Lo tuh selalu ngadirin sesuatu yang baru yang sebelumnya gak gw suka. Makasih ya"

"Kalo es krim vanilla ini, kamu suka?"

"Kalo disuruh milih antara eskrim vanilla dan senja, aku, es krim lah"

Eh, ada kamu di kalimat senja dan es krim

"Gw lebih suka yang ada diantara senja dan, es krim vanilla"

"Dan? Kenapa? Bukanya lo harus milih salah satu daripada keduanya?"

Aduh. Kan ada 'aku' diantara senja dan eskrim. Gimanasi.

"Ngga. Gw suka yang demikian. Mengambang. Ngga punya kepastian. Entah itu pasti tinggal atau pasti pergi"

"Bukankah semuanya suka kepastian?"

"Pasti pergi?"

"Pasti tinggal"

"Yang tinggalpun juga pergi pada akhirnya"

"Perginya sementara kali"

"Maksud lo selamanya?"

"Sama kaya senja. Meski pergi, pasti bakal balik lagi. Sama kaya air laut, ada kalanya pasang surut tapi rasanya akan tetap sama"


"Asin dong. btw senjanya sudah mau ilang. Ayo bergegas pulang"

"Belum habis es krim ku tuh. bentaran napa"

"Udah sini... *hap*
Beres"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lost in miles

__don't replay it please : gak ikut catering, ikut makan (di keroyok)__

____Akamichi potter and the half bolod prince_____