____a mighty assemble in bali : last scene____
Ini, sebuah awal beautiful disaster yang ke-2. Because of
what? Hari terakhir ini, hari yang akan jadi kenangan sepanjang masa (hanya memberi
tak harap kembali). Hari ini bangun pagi dan bangun seperti biasa, paling akhir
paling telat paling kece paling melas mukanya. Buka baju,mlorotin celana,nyopot
kancut,nyopot k*zui ultra sliming suit. Terus mandi gantian dengan handuk tetep
gantian sama reki. Hari ini gue akan liat show pewayangan berbau cerita
ramayana. Wayangnya wayang orang. Sejauh ini gue gak seberapa intersted, namun
gue cukup menikmati pertunjukan karena mereka menampilkan gue (baca : hanoman)
hampir di setiap shin ato setiap babak. Akhirnya, gue bakal bisa ikut animal
planet babak 2 thank’s god. Now, can you take me? . setelah liat cerita
ramayana itu kita di giring menuju ke bis dan di anter buat makan siang di
depan toko cindera mata (cidera hidung,telinga juga) Krisna. Di luar parkiran
panas banget. Serasa di ofen namun gak di ofen (terus dimana) , bahkan jika gue
ukur dengan menancapkan bokong ke tengah-tengah parkiran udah pasti bokong gue
jadi bakpao telo yang akan mateng praktis dalam jangka waktu tidak kurang dari 5
menit tanpa boraks. Dari krisna ini kita akan di giring ke joger. Di saat duit
di dompet tipis ke jogernya baru sekarang, ingin rasanya ngebuat sepanduk gede
bertuliskan “gue ganteng enggak jelek jadi tolong di kasih duit”. Orang ganteng
kok gak punya duit, (gelandangan tengik). Dan well, di sana gue hanya beli
stiker sama 1 gantungan kunci, karena uang gue ngepres tinggal 25 rebu ya udah
beli gituan aja. Setelah pembayaran gue duduk di lapangan parkir yang panas.
Menahan dahaga bersama satria diam menyendiri di tengah lapangan di temani
burung-burung bangkai yang beterbangan di atas kepala (INI APA!?). akhirnya
seorang bli* dateng (*panggilan kakak di bali).
Bli : “adek-adek segera berkumpul 20 orang buat satu bemo,
kita akan menuju kute dengan segera”.
Yeaaah. Akhirnya, dahaga gue akan berlanjut karena di dalam angkot
banyak anak pasti makin panas, kampre. Kuta, pantai kuta oh kuta kesan pertama
saat melewati gerbang pantai kuta “makin PANAAAASSSS” pintu masuk ke kuta kaya
pintu masuk ke neraka, namun gue menikmati neraka itu.karena sekejap neraka itu
berubah jadi surga bagi gue, surga yang takkan pernah terbayang Bukan karena
ngeliat bule cuman pake tank top. Tapi liat anak cewek kontet pake jilbab merah
(kuntilanak terowongan kasablanca). Dia cinta lama gue, yang udah hampir 3
bulan kita putus, seseorang yang bernama cumi. Di sana lah cinta lama gue
bersemi dua kali, tiga kali, empat kali, atau bahkan berkali-kali. Gak pernah
gue sadari kalo rasa ini tiba-tiba muncul lagi. Gue liat gue punya apa di tas
gue, dan gue cuman menemukan kalung berbentuk bintang dengan kerang dan bintang
laut kecil di dalamnya. Kalung itu ada dua satu warna putih, dan satu warna
ungu. Mau gak mau ide gue seketika muncul. Well, gue berjalan menyusuri pantai
bersama matahari sore yang sedang mencoba menghilang. Gue terus berjalan, tapi
di tengah jalan seseorang menghentikan langkah gue dan berkata “hey, kamu mau
ngapain de? Bawa kalung segala?” tanya dia. “gue pingin, ngajakin mantan gue
balikan dan kalung ini buat dia. Yang ungu buat dia yang putih buat gue,
romantis kan? Haha” jawab gue. “wiiihh... laksanakan, gue bantu dari sini.
Bantu do’a, kalau udah balikan traktiran...” bales dia. “AMIN... OKEEE!!! BERES”
jawab gue dengan lantang. Gue membalikan kepala gue kembali berjalan menuju
sang mantan. Gue masih berjalan, keringat dingin gue mulai keluar, jantung gue
berdebar seiring mendekati sang mantan, langkah demi langkah menuju ke sana,
dan sampai lah gue tepat di depanya. Well, di saat nembak atau ngajak cewek
balikan selalu pertanyaan ini yang muncul “apa yang harus kita lakukan
berikutnya? Apa penampilan kita udah cukup menarik? Apa ada kotoran di wajah
gue?” dan pertanyaan yang paling sering muncul dalam hati kita “kira-kira dia
bakal jawab apa? Ditolak ato di terima”. Akhirnya tanpa berpikir dua kali
karena keringet bercucuran dan jantung gue mau di ganti jantung ayam. Di
sinilah saatnya gue berkata. Suasana di pantai hening seketika,cuman terdengar
suara ombak menderu,burung yang berkicauan,suara anak-anak yang lagi nikmatin
permainan mereka masing masing, dan suara “KANTTIIIP, KANTIIIIPPP” oke yang
kantip bercanda. Ini lah saat yang paling menghayati mengatakan satu kata demi
satu kata, “Cum... mau enggak, kamu ba....” belum selesai ngomong suara speaker
pantai kute berbunyi dengan biadab menutupi kalimat terakhir gue “ROMBONGAN
DARI SMP NEGERI 3 HARAP BERKUMPUL DI DEPAN HOTEL DEKAT PANTAI KARENA TRAVELNYA
SEDANG MENUNGGU DI DEPAN HOTEL”.
ANJRRRIIIIITTTT!!!! @!@#(*!)$)#%*(!)*@)(%(&%!@* (baca : bahasa kebun
binatang). Di saat hening, di saat tepat-tepatnya kesempatan gue, malah ada
suara leak keluar dari speaker. “iya? Kenapa? Kamu tadi ngomong apa? Bales
cumi. “hehe enggak kok nggak papa, kamu mau nggak balik nyari travel-nya
bareng?” lantur gue. “hahaha, iya deh ayo udah mau malem lagian” kata dia. “iya
haha” gue ketawa lemes. Akhirnya gue berjalan menuju keluar pantai kute bersama
si mantan, menyusuri trotoar depan pantai kute. Di sana gue nyelipin kalung
putih yang mau gue kasih ke dia. Kita terpisah di jalan dia di bus kelas 9F dan
gue di bus kelas 9D. Di saat itu gue paham, apa yang namanya itu cinta tak
terbalas (gak punya pulsa kali)
Komentar
Posting Komentar